Tuesday, December 3, 2013

Ketika Pilihan Itu Datang

6 Oct 2014
Intermezzo
Ini adalah postinganku yang belum sempat aku published, masih dalam draft menunggu aku untuk menyelesaikannya namun baru saat ini bisa aku selesaikan.
★★★★★
13 Dec 2013
Hidup itu pilihan
Mungkin itulah yang saat ini aku alami. Ketika dibenturkan pada dua pilihan yang -menurutku- cukup membuatku bimbang dan takut salah memilih diantara itu.
Begitulah, apa yang menjadi pilihan kita pastinya sudah yang terbaik menurut kita.
Dan pilihanku itu adalah untuk berhenti sejenak dari dunia perkantoran, dunia sibuk, dunia berangkat pagi-pulang malam, dunia yang membuatku melek akan hal baru, pengalaman baru, dan dunia-dunia diluar sana.
Ya.
Pilihan sulit, membutuhkan waktu yang cukup lama hingga akhirnya aku pun bisa mengambil keputusan ini. Karena satu hal penting dalam hidupku, yang sampai hari ini belum bisa aku wujudkan ke dunia. 
Aku ingin dan aku hanya ingin punya keturunan.
Keinginan yang sesungguhnya sangat wajar untuk kami, aku dan suami, yang menikah dan sudah cukup lama menantikannya. Keinginan yang tidak lah sulit bagi mereka yang mudah mendapatkannya. Keinginan yang simpel untuk mereka yang hanya bisa melihat tanpa merasakan kesusahan yang kami alami. 
Aku berhenti untuk bekerja. Ini bukan lah satu pengorbanan besar yang aku lakukan untuk -sekali lagi- berusaha mendapatkan keturunan. Ini adalah salah satu caraku mewujudkan keturunan yang aku dan suami dambakan. Bukan lah hal yang besar, tapi menuntut tanggung jawab yang besar terutama untuk suamiku yang kini harus lebih bekerja keras menghidupi kami. Dan bukan berarti mereka yang bekerja tidak bisa mewujudkannya, banyak diluar sana wanita muda yang berkarier dan punya keturunan, tetap luwes menjaga dua hal tersebut. 
Hanya, mungkin saat ini aku bukan termasuk diantara mereka.
Menjadi wanita karier adalah suatu kebanggaan. Dan kini aku mencoba mengalahkan egoku.
Namun apalah artinya itu semua, jika hati ini terasa kosong. Ada yang kurang dari semua yang sudah aku jalani, ya aku merindukan kehadiran buah hatiku. 
Beruntunglah mereka yang bisa tetap bekerja, mewujudkan cita-citanya dan kehidupan yang sempurna dengan kehadiran sang buah hati.
Aku bukan mengeluh disini, aku hanya sharing. Karena aku yakin, bahwa aku tidak sendirian, banyak diluar sana yang bernasib sama denganku. Dan tetap dengan pilihan masing-masing. 
Dan disini aku menceritakan pilihanku.
★★★★★

PS. Saat aku melanjutkan untuk memposting cerita ini, usia kandunganku sudah masuk 20 minggu. Dan sungguh aku sangat menikmati peranku sebagai ibu rumah tangga.

Tuesday, April 23, 2013

Pieces of ME

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

I miss my Papa

Sunday, March 10, 2013

Just tell to them!

Hi All,

Hal yang sering kita lupakan adalah memberitahu orang tua kita, keluarga kita, orang-orang yang kita kasihi bahwa kita menyayanginya, bahwa kita merindukannya

Kenapa?

Aku merasakan bahwa sangat menyedihkan ketika kita mempunyai kesempatan untuk mengatakannya tapi tidak mengatakannya

Karena aku sudah tidak lagi bisa menemuinya untuk mengatakannya secara langsung apa yang aku rasakan

Karena beliau sudah tiada..

Tunggu apalagi?

Just tell to them!

Quote of the day: Melihat Papa & Mama tersenyum adalah Surga bagiku


Sunday, January 27, 2013

The Very Broken Hearted

16 hari berlalu sejak beliau meninggalkanku, meninggalkan keluarganya dan juga orang-orang yang menyayanginya. Tepatnya tanggal 10 Januari 2013. jam 23.55 Papa menghembuskan nafas yang terakhirnya dipelukan Mama, di tengah-tengah keluarganya.

Sulit untuk percaya, membayangkannya pun aku tak mampu. Hanya tetap berharap ini mimpi dan tolong bangunkan aku dari mimpi buruk ini.

Kepergiannya yang begitu cepat. menyisakan banyak penyesalan dalam diriku. Terlalu banyak impian dan harapan yang ingin aku wujudkan, terutama untuk membahagiakan orang tuaku. Masih banyak hal yang ingin aku lakukan bersamamu, bersama orang-orang yang aku kasihi. Bersama anak-anakku nanti Pa, cucu dari anak perempuan Papa.

Patah, bagaikan kekasih yang putus cinta, mungkin lebih dari itu.

Papa,
Takdir yang memisahkan kita, takdir pula yang sudah mempertemukan kita. Menjadikan aku buah cintamu yang begitu engkau jaga dan engkau sayang.
Sampai disaat-saat terakhirmu pun engkau tetap menjaga agar anak-anakmu ini tidak berkesusahan, tidak memikirkan kesakitanmu yang begitu engkau tutup-tutupi di depan kami.

Hatiku hancur Pa.

Tapi ternyata Allah lebih menyayangimu. Dan dalam doaku, aku mohonkan untuk kemuliaanmu. Mendapatkan tempat yang indah disana dan dimaafkan segala kesalahanmu.

Allah Maha Mengetahui, Maha Melihat, Maha Mendengar, amalan Papa selama di dunia ini sangatlah mulia. Engkau berhasil mewujudkan sebuah Panti Asuhan dengan hasil jerih payahmu. Memberikan ilmu kepada mereka yang memiliki keterbatasan, juga memberikan sebagian rizkimu kepada mereka.
Dan seharusnya aku katakan ini pada saat engkau masih ada ditengah-tengah kami, bahwa aku begitu bangga padamu Pa. Begitu mulianya hatimu Pa.

Aku berharap dapat meneruskan perjuanganmu untuk terus berbagi dengan mereka yang berkekurangan.
Menjaga Panti Asuhan Papa untuk terus dapat melakukan kegiatan amalnya. 
Aku akan menjaga amanahmu Pa, mohon restumu.

Sekarang Papa lagi ngapain?
Sudah enak ya badannya?
Sudah tidak merasakan kesakitan lagi ya Pa?
Allah sudah memberikan tempat yang indah untukmu. Sesuai janjiNya kepada umatNya.

Doaku selalu menyertaimu
Selalu
Selalu
Dan selalu menyertaimu...

Maafin aku ya Pa, belum bisa membalas semua yang telah engkau berikan padaku.

Aku sayang Papa.